Bab 13 : Jalan Jalan Kebaikan ==> Menerangkan Banyaknya Jalan-Jalan Kebaikan Part-2

Kesebelas
Dari Abu Hurairah r.a. lagi dari Nabi s.a.w. sabdanya:
"Nescayalah saya telah melihat seseorang yang bersuka-ria dalam syurga dengan sebab memotong sebuah pohon dari tengah jalanan yang pohon itu membuat kesusahan bagi kaum Muslimin." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan demikian: "Pada suatu ketika ada seorang lelaki berjalan melalui sebuah cabang pohon yang melintang di tengah jalanan, kemudian ia berkata:
"Demi Allah, nescayalah pohon ini hendak kulenyapkan dari jalanan kaum Muslimin supaya ia tidak membuat kesukaran pada mereka itu." Orang tersebut lalu dimasukkan dalam syurga.
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim pula disebutkan demikian: "Pada suatu ketika ada seorang lelaki yang berjalan di jalanan. Ia menemukan cabang dari sebuah pohon berduri pada jalanan itu, kemudian cabang berduri itu disingkirkan olehnya. Allah lalu berterima kasih kepada orang tadi dan memberikan pengampunan kepadanya."

Keduabelas
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang berwudhu' lalu memperbaguskan wudhu'nya kemudian mendatangi shalat Jum'at, lalu mendengarkan - khutbah serta berdiam diri - tidak bercakap-cakap sedikitpun, maka diampunilah untuk antara Jum'at itu dengan Jum'at yang berikutnya dan ditambah pula dengan tiga hari lagi. Barangsiapa yang memegang - mempermain-mainkan - batu kerikil - di waktu ada khutbah - maka ia telah berbuat kesalahan." (Riwayat Muslim)

Ketigabelas
Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Jikalau seseorang hamba muslim ataupun mu'min berwudhu', kemudian ia membasuh mukanya, maka keluarlah dari mukanya itu setiap kesalahan yang dilihat olehnya dengan menggunakan kedua matanya bersama dengan air atau bersama dengan titisan air yang terakhir. Selanjutnya apabila ia membasuh kedua tangannya, maka keluarlah dari kedua tangannya itu semua kesalahan yang diambil - dilakukan - oleh kedua tangannya bersama dengan air atau bersama titisan air yang terakhir. Kemudian apabila ia membasuh kedua kakinya, maka keluarlah semua kesalahan yang dijalani oleh kedua kakinya itu bersama dengan air atau bersama dengan titisan air yang terakhir, sehingga keluarlah orang tersebut dalam keadaan bersih dari semua dosa." (Riwayat Muslim)

Keempatbelas
Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Shalat lima waktu, dari Jum'at yang satu ke Jum'at yang berikutnya,dari Ramadhan yang satu ke Ramadhan yang berikutnya itu dapat menjadi penghapus dosa-dosa antara jarak keduanya itu, jikalau dosa-dosa besar dijauhi." (Riwayat Muslim)

Kelimabelas
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sukakah engkau semua saya tunjukkan pada sesuatu amalan yang dengannya itu Allah akan menghapuskan segala macam kesalahan serta mengangkat pula dengannya tadi sampai beberapa darjat?" Para sahabat menjawab; "Baik, ya Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda:
"Iaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran-kesukaran banyaknya, melangkahkan kaki untuk pergi ke masjid serta menantikan shalat setelah selesai shalat yang satunya. Yang sedemikian itulah yang dinamakan perjuangan." (Riwayat Muslim)

Keterangan:
Menyempurnakan wudhu' sekalipun menghadapi kesukaran, misalnya di saat yang udaranya dingin sekali, sehingga airnya pun menjadi sangat pula dinginnya.
Dalam Hadis di atas dijelaskan bahawa senantiasa berthaharah yakni tetap suci dari hadas besar dan kecil, juga shalat dan segala sesuatu yang dilakukan ditujukan untuk niat beribadat dan berbakti kepada Tuhan, adalah sama pahalanya dengan berjihad fi-sabilillah.

Keenambelas
Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang bersembahyang dua shalat barad - makna sebenarnya dingin, maka ia dapat masuk syurga." (Muttafaq 'alaih)
Dua shalat barad maknanya ialah shalat Subuh dan Asar.

Ketujuhbelas
Dari Abu Musa al-Asy'ari pula, katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Apabila seseorang hamba itu sakit atau bermusafir, maka dicatatlah untuknya pahala ketaatan sebagaimana kalau ia mengerjakannya di waktu ia sedang berada di rumah sendiri dan dalam keadaan sihat." (Riwayat Bukhari)

Kelapanbelas
Dari Jabir r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Setiap perbuatan baik itu merupakan sedekah." Diriwayatkan oleh Imam Bukhari Juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dari riwayat Hudzaifah r.a.

Kesembilanbelas
Dari Jabir r.a. pula, katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada seorang muslimpun yang menanam suatu tanaman, melainkan apa saja yang dapat dimakan dari hasil tanamannya itu, maka itu adalah sebagai sedekah baginya, dan apa saja yang tercuri daripadanya, itu pun sebagai sedekah baginya. Dan tidak pula dikurangi oleh seseorang lain, melainkan itu pun sebagai sedekah baginya." (Riwayat Muslim)

Dalam riwayat Imam Muslim yang lain disebutkan: "Maka tidaklah seseorang muslim itu menanam sesuatu tanaman, kemudian dari hasil tanamannya itu dimakan oleh manusia ataupun binatang, ataupun burung, kecuali semuanya itu adalah sebagai sedekah baginya sampai hari kiamat."
Dalam riwayat Imam Muslim yang lain lagi disebutkan: "Tidaklah seseorang muslim itu menanam sesuatu tanaman, tidak pula ia menanam sesuatu tumbuh-tumbuhan, kemudian dari hasil tanamannya itu dimakan oleh manusia, ataupun oleh binatang ataupun oleh apa saja, melainkan itu adalah sebagai sedekah baginya."
Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan Hadis-hadis semuanya itu dari riwayat Anas r.a.

Keduapuluh
Dari Jabir r.a. lagi, katanya: "Bani Salimah - salah satu kabilah kaum Anshar yang terkenal radhiallahu 'anhum - bermaksud hendak berpindah tempat di dekat masjid. Berita itu sampai kepada Rasulullah s.a.w., kemudian beliau s.a.w. bersabda kepada Bani Salimah itu: "Sesungguhnya saja telah sampai berita kepadaku bahawa engkau semua ingin berpindah ke tempat di dekat masjid?" Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah, kita berkehendak sedemikian itu." Beliau s.a.w. bersabda lagi: "Wahai Bani Salimah, tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, akan dicatatlah langkah-langkahmu itu - pahala melangkahkan kaki dari rumah ke masjid itu pasti dicatat sebanyak yang dijalankan. Jadi tidak perlu berpindah ke dekat masjid. Tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, akan dicatatlah langkah-langkahmu itu." (Riwayat Muslim)
Dalam riwayat lain disebutkan:
"Sesungguhnya dengan setiap langkah itu ada darjatnya sendiri." Imam Bukhari meriwayatkan pula dengan pengertian yang semakna dengan di atas dari riwayat Anas r.a.

Ke dua puluh satu
Dari Abdulmundzir iaitu Ubaybin Ka'ab r.a. katanya: "Ada seseorang yang saya tidak mengetahui ada orang lain yang rumahnya lebih jauh lagi daripada orang itu untuk pergi ke masjid. Orang tadi tidak pernah terluput oleh shalat - jamaah. Kemudian kepadanya itu ditanyakan, atau saya sendiri bertanya kepadanya: Alangkah baiknya jikalau engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki apabila malam gelap gulita ataupun di waktu siang yang panasnya amat terik." Orang itu menjawab: "Saya tidak senang sekiranya rumahku itu ada di dekat masjid. Sesungguhnya saya ingin sekali kalau perjalananku ke masjid itu dicatat- sebagai pahala, demikian juga pulangku jikalau saya pulang ketempat keluargaku."Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Allah telah mengumpulkan untukmu semua yang kau kehendaki itu - yakni keinginanmu untuk memperoleh pahala banyak itu dikabulkan oleh Allah."

Dalam riwayat lain disebutkan:
"Sesungguhnya bagimu adalah pahala apa yang telah engkau amalkan-yakni diperhitungkan menurut banyak sedikitnya langkah yang dijalani dari rumah ke masjid itu."
Ar-ramdha' ialah bumi yang terkena panas matahari yang amat terik.

Ke dua puluh dua
Dari Abu Muhammad iaitu Abdullah bin 'Amr bin Ash radhiallahu 'anhuma, katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Ada empat puluh perkara, setinggi-tingginya - dalam darjat-nya - ialah memberikan - manihah - kambing. Tiada seorangpun yang mengerjakan salah satu perkara dari empat puluh perkara itu, dengan mengharapkan pahalanya dan mempercayai apa yang dijadikan - oleh Tuhan - melainkan Allah akan memasukkannya ke dalam syurga." (Riwayat Bukhari)
Manihah ialah memberikan kambing betina pada orang lain agar diperah susunya - binatang yang diberikan tadi, lalu dimakan -yakni diminum, kemudian dikembalikan lagi kepada yang memilikinya, apabila sudah habis susu yang ada di dalam teteknya. Manihah itu dapat berupa kambing dan disebut Manihatul 'ami atau Manihatusy syaati dan dapat pula berupa unta, lalu disebut Manihatun naaqati.

Ke dua puluh tiga
Dari 'Adi bin Hatim r.a., katanya: Saya mendengar Nabi s.a.w. bersabda:
"Takutlah pada - seksa - neraka itu, sekalipun dengan memberikan sedekah potongan kurma." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan lagi, dari 'Adi bin Hatim, katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Tiada seorangpun dari engkau semua, melainkan akan diajak berbicara oleh Tuhannya dan antara dia dengan Tuhannya tidak ada seorang tarjumanpun - penyambung kata. Orang itu melihat ke sebelah kanannya, maka tidak ada yang dilihat olehnya kecuali amalan yang telah dilakukannya sebelum itu -dari amalan yang baik - dan juga dia melihat ke sebelah kirinya, maka tidak ada pula yang dilihat olehnya, kecuali amalan yang dilakukan sebelum itu - dari amalan yang buruk. Dia melihat pula antara kedua tangannya, maka tidak ada yang dilihatnya kecuali neraka yang ada di hadapannya. Maka takutlah engkau semua pada - siksa - neraka, sekalipun dengan bersedekah potongan kurma. Kemudian barangsiapa yang tidak menemukan sesuatu untuk disedekahkan, maka bersedekahlah dengan ucapan yang baik saja."

Ke dua puluh empat
Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah itu nescaya meredhai pada seseorang hamba, jikalau ia makan sesuatu makanan - pagi ataupun petang, kemudian mengucapkan puji-pujian kepada Allah atas makanan yang dimakannya itu, ataupun meminum sesuatu minuman, kemudian mengucapkan puji-pujian kepada Allah atas minuman yang diminumnya itu." (Riwayat Muslim)
Al-Aktah, dengan difathahkan hamzahnya, ertinya ialah makan siang atau makan malam.

Ke dua puluh lima
Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Setiap orang Islam itu harus bersedekah." Abu Musa bertanya: "Tahukah Tuan, bagaimanakah jikalau ia tidak menemukan sesuatu untuk disedekahkan?" Beliau menjawab: "Kalau tidak ada hendaklah ia bekerja dengan kedua tangannya, kemudian ia dapat memberikan kemanfaatan kepada dirinya sendiri, kemudian bersedekah." Ia bertanya lagi: "Tahukah Tuan, bagaimanakah jikalau ia tidak kuasa berbuat demikian?" Beliau menjawab: "Hendaklah ia memberikan pertolongan kepada orang yang menghajatkan bantuan." Ia bertanya lagi: "Tahukah Tuan, bagaimanakah jikalau ia tidak dapat berbuat demikian?" Beliau menjawab: "Hendaklah ia memerintah dengan kebaikan atau kebagusan." Ia bertanya lagi: "Tahukah Tuan, bagaimanakah jikalau ia tidak kuasa berbuat demikian." Beliau menjawab: "Hendaklah ia menahan diri dari berbuat kejahatan, maka yang sedemikian itupun sebagai sedekah yang diberikan olehnya." (Muttafaq 'alaih)
Previous
Next Post »

Request Terjemahan Kitab

Nama

Email *

Pesan *